#WaktunyaCekidot

Cara Aman Menangani Tinja Anak

Unicef Written By UNICEF

Setiap Love, Share, dan Donation sangat berarti untuk setiap anak Indonesia

Penanganan Tinja Anak

Anak-anak adalah masa depan kita. Menyadari pentingnya pertumbuhan anak, setiap orang tua pasti berupaya memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, khususnya terkait dengan pendidikan, kesehatan maupun hal-hal lain yang terkait dengan tumbuh kembang anak. Ternyata, masih terdapat satu hal yang sering kali terlupakan dan belum diperhatikan secara serius, padahal hal tersebut dekat dengan keseharian kita. Apa itu? Penanganan tinja anak.

Ya, betul. Penanganan tinja anak masih sering disepelekan, khususnya tinja anak balita (dibawah usia lima tahun). Padahal, penanganan tinja anak secara aman sangat penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan anak maupun anggota keluarga lain, bahkan masyarakat lebih luas.

Apa sih yang disebut dengan penanganan tinja anak yang aman? Berdasarkan riset yang dilakukan oleh UNICEF dan Bank Dunia Tahun 2015 yang lalu, penanganan tinja yang paling aman untuk anak adalah dengan mengupayakan anak-anak untuk menggunakan toilet atau jamban, atau bagi anak yang masih terlalu dini untuk menggunakan toilet atau jamban, dapat menggunakan popok -baik popok kain maupun popok sekali pakai- dan memastikan agar tinja yang ditampung di popok tersebut dibuang ke toilet atau jamban.

Bagaimana Kondisinya di Indonesia?

Data dari Laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Tahun 2018, menunjukkan bahwa masih terdapat hampir 40 persen rumah tangga di Indonesia yang tidak menangani tinja balita dengan aman. Selain itu, studi terbaru dari UNICEF mengenai Sistem Sanitasi Perkotaan yang Berketahanan Iklim (Tahun 2021) menyatakan bahwa anak balita yang menggunakan toilet/jamban atau membuang tinjanya ke toilet hanya  mencapai 30 persen; sebagian besar responden mengaku bahwa tinja balita dibuang ke tempat sampah (terutama yang terbungkus popok sekali pakai) atau dibuang langsung ke lingkungan terbuka.

Meski sebagian besar tinja anak yang dibuang sembarang dipraktikkan oleh keluarga yang belum memiliki toilet atau jamban, penanganan tinja yang tidak aman ini juga dilakukan oleh keluarga yang telah memiliki dan menggunakan toilet atau jamban. Cukup mengherankan, bukan?

Hal ini terkonfirmasi oleh hasil analisis yang dilakukan oleh UNICEF dan Bank Dunia bahwa, selain tidak memiliki sarana toilet atau jamban, penyebab lain dari mengapa tinja anak belum ditangani secara aman adalah adanya anggapan di masyarakat bahwa tinja anak-anak tidak berbahaya. Padahal, kenyataannya, tinja anak seringkali lebih berbahaya dari tinja orang dewasa karena tingginya prevalensi diare dan penyakit yang disebabkan oleh bakteri -seperti hepatitis A, rotavirus dan E.Coli- pada anak-anak. Untuk itu, tinja anak perlu ditangani dengan aman seperti halnya penanganan tinja orang dewasa sehingga tidak terjadi kontak antara manusia dengan tinja. Memiliki dan menggunakan toilet atau jamban yang dilengkapi oleh septik tank yang sesuai standar perlu terus diupayakan sambil juga menjaga agar tinja anak-anak kita turut diolah di septik tank sehingga tidak mencemari lingkungan, tidak mengotori air dan tidak membahayakan kesehatan anak-anak, anggota keluarga lainnya maupun masyarakat sekitar.

Artikel Lainnya

<a href=Tinja Menghantui Kita: Toilet Bersih Bukan Jaminan Aman ">

Tinja Menghantui Kita: Toilet Bersih Bukan Jaminan Aman

<a href=Cara Menjaga Kualitas Air di Lingkungan Rumah">

Cara Menjaga Kualitas Air di Lingkungan Rumah

<a href=Sampah dan Air Limbah Dikelola, Air Tanah Terjaga">

Sampah dan Air Limbah Dikelola, Air Tanah Terjaga

<a href=Cegah Diare, Selamatkan Anak-Anak dengan Sanitasi Baik">

Cegah Diare, Selamatkan Anak-Anak dengan Sanitasi Baik

#WaktunyaCekidot untuk bebaskan anak dari ancaman diare di wilayah Indonesia